Jalan Menuju Rumahmu
(Acep Zamzam Noor)
Jalan menuju rumahmu kian memanjang
Udara berkabut dan dingin subuh
Membungkus perbukitan. Aku Menggelepar
Di tengah salak anjing dan ringkik kuda:
Engkau di mana ? Angin Mengupas lembar - lembar
Kulitku dan terbongkarlah kesepian dari tulang - tulang
Rusukku. Bulan semakin samar dan gemetar
Aku Menyusuri pantai, menghitung lokan dan bicara
Pada batu karang. Jalan menuju rumahmu kian lengang
Udara semakin tiris dan langit menaburkan serbuk
gerimis. Aku pun mengalun bersama gelombang
Meliuk mengikuti topan dan jumpalitan
Bagai ikan. Tapi Matamu, Kian tak tergambarkan
Kulit - kulit kayu, daun - daun lontar, kertas - kertas tak lagi
Menuliskan igauanku. Semuanya beterbangan dan hangus
Seperti putaran waktu. Kini tak ada lagi sisa
Tak ada lagi yang tinggal pada pasir dan kelopakku
Runcing dan pucat. Kembali aku bergulingan
Bagai cacing. Bersujud lama sekali
Engkau siapa ? sebab telah kutatah nisan yang indah
Telah kutulis sajak - sajak paling sunyi
1986
No comments:
Post a Comment